eketawa.com, Teater Warung Udix di Pulogadung, Jakarta Timur, jadi tempat pertemuan pertama Aunur Rofiq Lil Firdaus alias Opick dengan Dian Rositaningrum. Pertemuan terjadi pada tahun 2000-an. Kala itu Opick jadi guru di tempat itu, sedangkan Dian jadi muridnya. Di tempat itu Opick tak hanya sebagai guru olah tubuh, tapi guru dalam mengkaji Al-Quran .
Sebagai murid, Dian tentu sangat takzim kepadanya. Namun, tak ada pandangan untuk menjadikannya sebagai orang yang istimewa dalam hatinya. Hubungan mereka hanya sekedar sebagai guru dan murid.
Meskipun begitu, intensitas pertemuan di antara mereka membuat hubungan mereka makin dekat. Dian sendiri punya rasa kekaguman tersendiri terhadap pria kelahiran Jember, 16 Maret 1974 itu. Ia menilai Opick punya tanggung jawab besar terhadap komunitas itu.
“Memandang sosoknya sebagai seorang pemimpin. Walau merantau, tapi dia punya tanggung jawab besar untuk komunitasnya. Selain itu, melihat sosoknya yang sangat kompeten di mana semua teman-teman sangat menghormatinya,” kenang Dian dalam percakapan dengan Bintang. com, melalui aplikasi WhatsApp, Kamis (4/8/2016) malam.
penilain Dian itu jadi salah satu alasan mengapa ia siap untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar hubungan guru dan murid. Ia juga menilai penampilan Opick yang rock and rool, gondrong, rupanya berbanding terbalik dengan pribadi Opick yang penuh kasih sayang, halus dalam bertutur kata.
“Jadi, saya memandang kulit tak sama dengan isi. Penampilan bisa rock n rool, tapi isi sangat agamis sekali. Semua dia kaitkan dengan Allah. Dengan keyakinan yang tinggi akan Tuhan, maka jatuh cinta untuk rela dibimbing mengenal Allah lebih dalam, “lanjut Dian.
Selama setahun berpacaran, Opick banyak memberi Dian pelajaran hidup. Bagaimana dia harus betahan hidup di Jakarta tanpa ada sanak saudara. Namun, Opick memiliki cita-cita yang tinggi yang akan dia capai, tanpa ada kata ‘tapi’.
“Semangat dan keyakinan yang tinggi itu yang saya rasakan,” tegas Dian.
Keseriusan hubungan Opick dengan Dian ternyata sempat tak berjalan lancar. Orang tua Dian rupanya tak setuju dengan hubungan mereka. Mereka melihat penampilan luar Opick yang rock and rool dan rambut gondrong, serta taak punya penghasilan tetap. Rupanya, Opick tak menyerah untuk mempersunting Dian.
Sementara Dian sendiri sudah sreg dengan Opick. Terlebih, di mata Dian, Opick tampak matang dalam pemahaman ilmu agama. Sementara Dian haus akan ilmu karena itu yang baru untuk ia ketahui atau ia kaji dalam hidup.
“Ya, Mas Opick melamar saya sampai tiga kali. Lamaran ketiga itu baru orang tua saya setuju Mas Opick untuk menikah dengan saya,” kenang Dian. “Saat melamar saya, uang Mas Opick hanya tidak lebih dari Rp 1 juta. Karena keteguhannya, orang tua saya menyerah, dan akhirnya kami menikah,” katanya.
Pernikahan Opick dan Dian berlangsung di kediaman ayah Dian di Pulogadung, Jakarta Timur, pada pada 15 Juli 2002. Lokasinya berada di sebuah lorong sempit yang dihadiri sekitar 1.000 orang.
“Uang sangat terbatas. Kami hanya melakukan pernikahan itu dengan kesederhanaan. Kami merasa bahagia karena banyak sahabat kerabat yang mendoakan kami di hari bahagia,” kata Dian menuturkan.
Sebagai mas kawin, Opick menyerahkan uang sebesar Rp 15.702. Uang tersebut sebagai pertanda tanggal dan tahun pernikahan mereka. Di luar itu, ada hal lain yang paling efektif bagi Dian.
“Saat akad nikah, dia masih mempertahankan rambut panjangnya yang sepantat. Itu menjadi pembicaraan banyak tamu yang hadir,” kenang Dian tertawa.
Usai pernikahan, hari-hari Opick dan Dian dilalui dengan penuh perjuangan. Opick awalnya hanya sebagai backing vokal grup band BIP sampai akhirnya punya album sendiri. Sayangnya, album tersebut tidak laku. Sampai istrinya melahirkan, Opick tak punya uang untuk menebus istrinya di rumah sakit.
“Alhamdulilah, akhirnya Allah berbaik hati untuk mengirim orang-orang hebat yang mau membantu,” tutur Dian.
Opick dan Dian juga berusaha bahu-membahu untuk menggapai cita-citanya. Mereka rela berdagang pakaian keliling. Mereka berbelanja pakaian di Pasar Jatinegara, Jakarta Timur. Selain mengantarkan istrinya dengan menggunakan sepeda motor, Opick juga yang membantu untuk memilih bajunya.
“Pada waktu itu lagu Tomboati sudah menggema di Pasar Jatinegara. Kami dagangan sampai 2005,” jelas Dian.
Di luar perkiraan, lagu Tomboati rupanya sukses di pasar. Setelah itu mereka pindah dari rumah orang tua, dan membeli rumah baru. Dian menceritakan, ada yang unik saat mereka membeli rumah pada 2004. Saat itu Opick hanya punya uang Rp 30 juta.
“Untuk membeli rumah seharga itu pada tahun 2004 rasanya sulit, ya. Udah nyari tapi jauh di ujung Bekasi rumah yang dihuni. Pas kita sudah deal harga rumah 50 juta. Sisanya mau ngutang. Pas pulang hujan besar. Apa yang terjadi, ternyata daerah banjir. Dan saya sama Mas Opick kejebak banjir di perjalanan sampe seleher. Dan kita naik motor. Akhirnya, karena sampe seleher nekad nembus jalan itu. Aku terpisah bak di lautan, ” kenang Dian tertawa.
Tak sebagian lama setelah peristiwa tersebut, Opick ternyata punya keinginan untuk menunaikan ibadah haji. Ia kemudian izin kepada Dian, apakah uang untuk membeli rumah bisa dipakai untuk pergi haji atau tidak. Sebagai istri, ia pun mempersilakan. Namun, ustaz Subki Al-Bughury menyarankan Opick ke travel temannya.
“Akibatnya, karena Opick punya nama penyanyi religi, dia malah dikasih diskon. Dengan Rp 30 juta bisa berangkat haji plus pada 2004. Sebelum berangkat, malah ada rezeki lagi dari larisnya CD Tomboati. kami dapat rezeki Rp 90 juta dan langsung kami belikan rumah di daerah Rawakuning di ujung Jakarta Timur. Jadi, sebelum berangkat haji ditunaikan Allah sudah kasih hadiah rumah baru dan pertama kami, “kata Dian.
Kini, pernikahan Opick dan Dian telah berjalan 14 tahun. Mereka berusaha saling mendukung dan berusaha untuk saling mencintai dan saling menyadari ketidaksempurnaan. Selain itu, berusaha untuk memantapkan cita-cita yaitu mendidik anak-anak mereka mengenal Allah, menjaga keyakinan mereka, sebagai bekal hidup mereka dan wujud rasa syukur karena nikmat yang melimpah.
Dari pernikahan itu mereka dikaruniai lima orang anak. Mereka adalah Latifah Maryam El Firdaus, Ghania De Salma Firdaus, Ania Rahmadan Firdaus, Fatimah Azka El Firdaus, dan Khadijah. Opick dan Dian berusaha untuk memberikan yang terbaik bagi kelima anak mereka.
“Cara mendidik anak ya standar keluarga baru. Hanya bisa mengajar anak-anak dari perilaku kita. Untuk pelajaran tauhid mengenal Allah, ya, dari shalat, baca Quran, cerita nabi-nabi. Untuk akhlak, ya kami berusaha untuk mendidik sopan santun, adab yang baik, senang bersedekah. Ya, alhamdulilah proses sampai sekarang anak kami sudah lima putri dan 25 anak laki-laki asuh kami yang tinggal bersama, “ujar Dian Firdaus.
Unik & Lucu untuk Eketawers- sumber:bintang.com Cerita Cinta, Aunur Rofiq Lil Firdaus – Dian Rositaningrum
Cerita Cinta, Aunur Rofiq Lil Firdaus – Dian Rositaningrum