Tas Roro Kenes: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkapkan tas lokal yang dianggap kelas tas Hermes gagal “pamer” dalam pameran Festival Indonesia Moskow yang diadakan di Rusia.
Hal ini diungkapkan oleh Ganjar Pranowo dalam sebuah video berjudul “Dinilai sebagai Kelas Hermes, Pameran Tas dari Jawa Tengah Gagal di Rusia” yang secara resmi diunggah ke YouTube pada hari Jumat, 9 Agustus 2019.
Dalam video 7 menit dan 26 detik, Ganjar tampaknya sedang ditonton oleh warga Semarang, Jawa Tengah. Yakni, pembuat tas Roro Kenes lokal bernama Syanaz Nadya Winanto Putri.
Pada saat itu, Syanaz mengakui bahwa pria berusia 50 tahun itu tidak mengharapkan niatnya untuk memperkenalkan tas kerajinannya kepada orang-orang Rusia untuk menemui hambatan besar.
Pemilik merek tas Roro Kenes rupanya harus berurusan dengan otoritas Bandara Rusia ketika ia ingin menghadiri pameran. Bahkan, 10 tas milik Syanaz ditahan.
simak juga: Potret Kemewahan Artis Indonesia Diatas Jet Pribadinya
“Saya tiba Rabu, 1 Agustus bersama pelaku bisnis lain yang difasilitasi oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah,” kata Syanaz kepada Ganjar, yang sedang berkunjung. stan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah di Taman Krasnaya Presnya, Moskow.
“Banyak orang lain juga membawa tas kulit, tetapi hanya milikku yang tidak bisa keluar,” lanjutnya.
Baca juga: Mengapa harga tas Hermes tidak menjadi ketulungan? Berikut 4 alasannya
Diinterogasi di bandara
Mengalami hambatan besar dalam membawa tas buatannya ke Rusia, Syanaz mengaku telah diinterogasi hingga empat jam. Tas yang dibawanya dengan kargo diperiksa oleh 15 petugas imigrasi di negara paling maju di dunia.
Setelah menjalani pemeriksaan, petugas menyimpulkan bahwa tas Roro Kenes-nya berkualitas sangat baik dan dianggap sebagai barang premium dengan nilai lebih tinggi dari yang terdaftar.
Karena dianggap barang yang berkualitas baik, produknya disamakan dengan buatan merek kelas atas bernilai ratusan juta.
“Mereka mengatakan tas saya pasti berharga ratusan juta dan terbuat dari kulit eksotis berkualitas premium,” aku Syanaz.
Hanya terbuat dari kulit domba dan karung goni
Syanaz terkejut mendengar para petugas berkesimpulan tentang tas Roro Kenes-nya. Sebab, ia hanya membawa produk yang terbuat dari kulit domba lokal. Bahkan, beberapa hanya dibuat dari karung goni dengan variasi anyaman lurik.
Selain itu, Syanaz hanya menjual harga ekspor ratusan ribu untuk tas goni dan sekitar Rp. 1 juta untuk tas kulit buatan.
Bukti tas lokal bisa setara dengan tas bermerek
Ganjar menilai, pil pahit yang dialami Syanaz sebenarnya terbukti, tas Roro Kenes telah diakui secara internasional.
Bahkan, tas lokal tersebut setara dengan tas mewah Hermes, Louis Vuitton, Bottega, Chanel, hingga Gucci.
“Kualitas dianggap premium, itu berarti layak untuk ekspor dengan harga yang kompetitif juga,” tambah Ganjar Pranowo.
“Semoga tahun depan bisa menyaingi tas bermerek ratusan juta, “katanya.
Itulah kisah Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang mengungkap fakta tentang tas buatan lokal yang gagal dipamerkan karena dinilai setara dengan tas. bermerek. Apa yang kamu pikirkan?